Apakah kalian merasa sebagai seorang anak
telah di didik dengan baik oleh orang tua sehingga menjadi seperti sekarang
ini? ataukah anda merasa bahwa orangtua anda tidak mendidik dengan baik
sehingga membuat anda yang sekarang tidak menjadi jauh lebih baik? atau
anda sebagai orangtua merasa telah mendidik anak dengan baik? dengan pola asuh
yang anda terapkan apakah si anak menjadi anak yang anda harapkan atau tidak?
Setiap orangtua memiliki gaya mengasuh anak yang
berbeda-beda, ada orangtua yang merasa nyaman dengan pola asuh orangtuanya
dahulu kemudian menerapkan kepada anaknya, tetapi ada orangtua yang merasa
tidak nyaman dengan pola asuh yang diterimanya, maka untuk mendidik anaknya dia
bisa lebih baik lagi.
Baumirnd (Santrock,2003) menekankan tiga jenis
cara dalam pengasuhan, yaitu:
1.
Authoritarian
Yaitu gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum, yang
menuntut anak untuk mengikuti petunjuk orang tua tanpa disertai penjelasan dan
kesempatan pada anak untuk mengutarakan keinginannya. Orangtua seperti ini
membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap anak-anaknya dan hanya
melakukan sedikit komunikasi verbal. Komunikasi dalam pola asuh ini bersifat
satu arah, yaitu bersumber hanya dari orangtua.
2.
Authoritative
Pola pengasuhan ini mendorong dan membebaskan anak tetapi tetap
memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan atau perilaku anak.
Dalam pola pengasuhan ini, komunikasi yang terjadi bersifat dua arah yaitu dari
orangtua kepada anak dan anak kepada orangtua.
3.
Permissive
Ada dua macam pengasuhan permisif, yaitu permisif memanjakan dan
permisif tidak peduli (Maccoby & Martin). Gaya pengasuhan permisif tidak
peduli adalah suatu pola asuh orangtua sangat tidak ikut canpur dalam kehidupan
anak. Orangtua dengan gaya seperti ini biasanya tidak peduli anaknya bergaul
dengan siapa dan selalu bermain dimana. Sedangkan gaya pengasuhan permisif
memanjakan adalah suatu pola dimana orangtua sangat terlibat dengan anak tetapi
sedikit menuntut atau mengendalikan mereka. Orangtua yang bersifat permisif
memanjakan akan mengijinkan anak melakukan apa yang mereka inginkan.
Selain ketiga pola
asuh yang dijelaskan oleh Baumirnd, terdapat salah satu pola asuh yang juga
mempengaruhi perkembangan anak dan perlu di waspadai oleh para orangtua untuk
mendidik anaknya. Pola asuh tersebut adalah pola
asuh patogenik. Pola asuh
patogenik adalah pola asuh yang tidak sehat sehingga memicu anak menunjukan
perilaku menyimpang. Ada beberapa kriteria pola asuh patogenik, diantaranya
adalah:
1.
Melindungi anak secara berlebihan
karena memanjakannya.
Dalam kriteria yang pertama ini, orangtua memberikan pengawasan
yang berlebihan kepada anak, sehingga orangtua terkesan overprotective. Misalnya
orangtua selalu menemani anak berpergian kemana saja atau selalu menelpon
anaknya setiap satu jam sekali untuk memastikan bahwa dia dalam keadaan
baik-baik saja.
2.
Melindungi anak secara berlebihan
karena sikap “berkuasa” dan “harus tunduk saja”.
Disini orangtua bersikap otoriter, anak harus selalu menurut
kepada apa yang dikatakan dan diinginkan orangtuanya. Komunikasi yang terjadi
hanya satu arah saja, dari orangtua kepada anaknya.
3.
Penolakan (rejected child).
Orangtua tidak mengharapkan kehadiran seorang anak, sehingga
orangtua bersikap cuek tetrhadap anaknya. Misalnya, seorang ayah yang
menginginkan anak laki-laki tetapi yang lahir adalah anak perempuan sehingga
anak menjadi merasa tidak dianggap oleh keluarganya dan terasingkan.
4.
Menentukan norma-norma etika dan
moral yang terlalu tinggi.
Misalnya orangtua yang terlalu religius, mereka akan mendidik
anaknya dengan aturan-aturan agamanya. Sebagai contoh, orangtua yang memiliki
anak perempuan tidak boleh pacaran karena di dalam ajaran agamanya pacaran itu
dilarang.
5.
Disiplin yang terlalu keras.
Misalnya orangtua membuat peraturan anak dalam kesehariannya, dan
tidak memberikan waktu main selain hari libur.
6.
Disiplin yang tidak teratur atau
yang bertentangan .
Terdapat perbedaan peraturan antara
ayah dan ibu, misalnya ayah melarang anaknya untuk pulang lebih dari jam 7
malam, sedangkan ibunya mengizinkan anaknya pulang lebih dari jam 7 malam.
Hal yang seperti ini akan membuat anak bingung harus menuruti perintah
siapa.
7.
Perselisihan antara ayah-ibu.
Seorang anak yang selalu melihat
orangtuanya bertengkar akan akan memberikan dampak psikologis pada anak. anak
akan lebih agresif terhadap orang-orang sekitar karena sering melihat adanya
perselisihan yang terjadi antara ayah dan ibunya.
8.
Perceraian.
Orangtua yang bercerai akan
memberikan dampak atau trauma yang mendalam terhadap anak. anak akan lebih
hati-hati atau bahkan takut dalam memilih pasangan nantinya.
9.
Persaingan yang kurang sehat diantara para saudaranya.
Setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Misalnya seorang kakak yang memiliki kecerdasan lebih,
dalam bidang akademik dia mendapatkan prestasi yang sangat baik. Sedangkan
adik memiliki kecerdasan yang biasa-biasa saja. Orangtua akan memberikan
perhatian yang lebih kepada kakak untuk menunjang peningkatan
prestasinya, memberikan pujian-pujian serta kasih sayang lebih. Disini
akan terjadi kecemburuan pada seorang adik. Adik akan melakukan berbagai
cara untuk mendapat perhatian lebih sebagimana orangtu memberikan
perhatian kepada kakaknya.
10.
Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral).
Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan utama yang membentuk bagaimana kepribadian seorang
anak. Anak akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Sebagai contoh
orangtua yang selalu berkata kasar atau berperilaku kasar, maka anak
akan menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh orangtuanya merupakan
sesuatu hal yang biasa dan meniru apa yang dilakukan orangtuanya.
11.
Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu tinggi bagi si anak).
Misalnya, ayah sangat menginginkan
anaknya menjadi dokter tetapi anak tidak mempunyai minat dan bakat untuk
menjadi dokter atau ayahnya dulu sangat menginginkan menjadi dokter tetapi
tidak terealisasikan sehingga menuntut anaknya untuk mewujudkan cita-cita
ayahnya yang tidak tersampaikan tanpa mendengarkan persetujuan dari
anaknya.
12.
Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-psikotik).
Orangtua yang memiliki gangguan jiwa
akan memberikan dampak psikologis pada perkembangan anak. Karena orangtua
tersebut tidak dapat memberikan hal-hal yang sebagaimana pada umumnya
orangtua lain berikan kepada anak, dan hal tersebut membpengaruhi
perkembangan psikologis pada anak.
Begitulah kriteria pola asuh patogenik, bagi para orangtua atau
calon ayah dan ibu hendaknya perhatikan lagi bagaimana penerapan pola asuh yang
akan diterapkan kepada anaknya karena hal ini akan mempengaruhi perkembangan
anak. Atau jika anda merasa orangtua anda memiliki pola asuh dengan kriteria
yang diatas, segeralah perbaiki hubungan anda dengan orangtua, jika anda tidak
bisa mengubahnya, silahkan anda berkonsultasi dengan psikolog terdekat, tidak
ada kata terlambat jika memang anda ingin merubahnya, as soon as posible ;).
referensi:
Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Ed. 6. Jakarta: Erlangga.
Maramis, W.F. 1980. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.